Langsung ke konten utama

Sepatu Baru



SEPATU BARU

Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah

 

Sepatu baru yang kubeli waktu itu.

Tak memberi kesan apa-apa buatku.

Meskipun untuk memutuskan membelinya,

aku butuh waktu yang lama.

Memeriksa setiap bagiannya apakah benar-benar rapi.

Memastikan tidak ada sedikitpun kecacatan melekat padanya.

Mencobanya berulangkali sampai benar-benar merasa nyaman dan pas.

Hingga akhirnya memutuskan untuk membelinya.

Tapi setelah kubeli dan kukenakan beberapa hari setelahnya,

ada yang berubah dari sepatu ini.

Kenyamanan yang pertama kali kurasakan saat di toko itu, telah hilang.

Entah kemana kenyamanan itu melenyap.

Dulu saat aku mencobanya di toko,

aku rasa nyaman sekali hingga aku meminangnya.

Aku mencoba untuk tetap merasa nyaman

dan bersikap biasa saja akan ketidaknyamanan ini.

Namun, ketidaknyamanan ini terus menggerayangi kakiku.

Hingga aku sungguh tak tahan ingin melepasnya.

Alhasil, aku melepaskannya dan kembali memakai sepatu lamaku.

Sepatu lama yang meski sudah lusuh,

tapi tetap memberi kenyamanan saat memakainya.

Ternyata sepatu baru tidak selalu membuat nyaman dan bahagia.

Sekalipun terlihat lebih bagus,

tapi kenyamanannya tak akan sama persis dengan sepatu lama.

 

kediri, 5 April 2020


Komentar

  1. Jadi inget tak suruh nemenin aku beli sepatu di km tahun lalu wkwk milihnya lamaaaa banget grgr takut gak sesuai harapan. Semangat berkarya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, lama banget atuh milih sepatunya. Wkwk
      Tapi bisa juga memaknai sepatu yang ada dalam puisi ini sebagai sesuatu yang lain, teman misalnya. Upss
      Btw, thanks udah mampir di blog ini, makasih juga komennya ya :)

      Hapus
  2. Apapun itu...yang penting nyaman ����

    BalasHapus
  3. Mantap puisinya mengingatkanku dengan sebuah kenangan...teruskan perjuangan mu kawann....selalu semangat teruss yaa....😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, Makasih ya udah baca dan komen puisiku :) :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi: Latar Belakang

  LATAR BELAKANG Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah   Ketika tengah menjadi mahasiswa tingkat akhir, aku harus melakukan penelitian guna menjadi prasyarat untuk dapat menyandang gelar sarjana. Aku sungguh kebingungan, bahkan hanya untuk menulis latar belakang. Apa ini karena aku terlalu sering menulis namamu? Hingga untuk menulis latar belakang sebuah penelitian saja, aku mengalami kesulitan. Aku berkeliling untuk mengamati lingkungan sekitar, dengan harap agar aku mendapat ilham untuk kemudian aku tuliskan sebagai latar belakang sebuah penelitian. Tetap saja, aku tak mendapatkan sebuah permasalahan yang bisa aku bahas di dalam penelitian. Apa ini karena aku terlalu sering mengamati wajahmu? Hingga untuk mengamati dan memahami permasalahan, aku sungguh kesulitan. Aku mencoba untuk berbincang-bincang dengan banyak orang. Orang dewasa maupun yang kurang dewasa. Bertanya kesana-kemari. Namun, tetap tak mendapatkan jawaban. Latar belakang penelitian itu tak kunjung bersarang di ot

Terlanjur Kagum

TERLANJUR KAGUM Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah Aku bukan siapa-siapa Aku hanya seorang diri berjiwa pengagum, yang mengabdikan dirinya untuk mengagumimu, yang mendermakan hidupnya untuk memujamu. Aku tak punya apa-apa. Aku hanya punya niat untuk mengagumimu. Aku hanya punya hasrat untuk mengagumimu. Aku hanya pengurai kata-kata, guna mengagumimu. Aku tak bisa apa-apa. Nafasku hanya untuk mengagumimu. Detak jantungku ada untuk mengagumimu. Hidupku adalah takdir untuk mengagumimu. Segalanya hanya kuberikan untukmu Untukmu yang sangat pantas kukagumi Untukmu yang menetap abadi di jiwa ini Untukmu yang tiada yang lain selain engkau Kediri, 1 Februari 2020 Sumber gambar:  https://doalangit.wordpress.com/2013/03/26/taubat-dan-doa/

Maafkan Aku

         Sebelumnya aku ingin mengucapakan terimakasih, karena sampai saat ini kamu masih setia menyimpan semua perasaanmu itu kepadaku. Aku akui sebenarnya aku juga mencintaimu, tapi aku sungguh malu untuk mengakuinya. Aku memang orang yang sangat egois. Seharusnya aku menerima kamu apa adanya. Aku tidak membalas perasaanmu bukan karena aku tidak menyukaimu, aku hanya tidak ingin ada orang yang terluka apabila aku mempunyai hubungan denganmu. Walaupun kau tak peduli itu. Dia orang yang sangat mencintaimu adalah temanku sendiri, tak kuat hati aku jika harus bahagia denganmu tapi hatinya terluka. Semua teman teman tidak ada yang mengetahui bahwa aku menyimpan rasa terhadapmu. Karena memang aku tidak ingin hal itu terjadi. Apa jadinya jika semua orang mengetahui hal ini, pasti semua orang akan membenciku, dan tidak suka itu. Aku harap kau mengerti dengan apa yang akau rasakan. Aku sangat menyukaimu, tapi biarlah kita bersama pada waktunya nanti. Allah pasti memberikan kebahagiaan kepada

Mengenai Saya

Foto saya
Atiq NS
Hai.. Nama saya Atiq Ni'matus Sa'adah. Biasa dipanggil Atiq. Kalau di lingkungan tempat tinggal saya, biasa dipanggil Asa. Saya adalah seorang mahasiswi yang suka menuliskan isi hatinya melalui puisi. Bagiku salah satu cara mengekspresikan diri adalah dengan menulis. Dan ketertarikanku adalah meulis puisi, maka maka aku mengutarakan apa yang aku ingin sampaikan melalui puisi. Salam kenal untuk yang baru pertama kali berkunjung ke blog berisi puisiu ini. Salam cinta untuk kalian semua yang selalu setia dengan ikhlas membaca puisi-puisiku dan meninggalkan komentarnya dalam blog ini. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan dan dijadikan orang-orang yang bermanfaat bagi sesama. Wassalam...