Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Rindu yang Meradang

RINDU YANG MERADANG Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah Kepergianmu memang cukup menyakitkan Jarak denganmu memang cukup melelahkan Namun, ini menjadi hal yang harus kuikhlaskan Demi satu tujuan, tujuan untuk bahagia diakhir nanti             Setiap yang alam perbuat,  selalu tepat mengingatkanku padamu Hangatnya mentari,  mengingatkanku akan sikapmu yang hangat Semilir angin,  mengingatkanku akan sejuknya hawa saat bersamamu Dan rembulan di malam hari,  mengingatkanku akan senyummu yang indah Andai kau adalah kapal,  maka aku adalah pelabuhan yang merindukan perlabuhanmu Andai kau adalah mentari,  maka aku adalah subuh yang merindukan sinarmu Andai kau adalah hujan,  maka aku adalah tanah yang merindukan airmu Setiap kedatanganmu menjadi obat untuk rinduku Wahai engkau yang di sana, aku rindu Rindu setiap apapun darimu Sejuta katapun tak akan cukup untuk menggambarkan rindu ini Karena cinta telah membuat rindu meradang sampai ke

Digilakan oleh Cinta

DIGILAKAN OLEH CINTA Ada hal yang begitu sukar diungkapkan Ada sesuatu yang begitu dalam terpendam Ada kata yang begitu canggung untuk diucapkan Ada rasa yang begitu ingin tersampaikan Besar harapku untuk bersamamu Tahukah engkau akan agungnya rasa ini? Tahukah engkau akan gilanya cinta ini? Ya, memang cinta telah membuat gila para penyandangnya, pun diriku Pesonamu telah membiusku Parasmu telah menghentikan waktuku Auramu telah menuntunku Dirimu adalah tujuanku             Gejolak hati yang tiada henti Seribu langkah yang mengejarmu Pandangan mata yang selalu tertuju kepada wujudmu Cinta yang selalu abadi sepanjang hayat untukmu Kediri, 04 September 2019

Hati yang Luka

HATI YANG LUKA Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah Hati ini gamang. Hati ini kebingungan untuk merasa. Perkataanmu waktu itu sungguh mematikan hati ini. Mati, hingga tak dapat merasa lagi. Mencoba untuk melangkah maju melalui jejak yang tertinggal. Mencoba mengais sisa-sisa harapan yang diabaikan. Berusaha mengumpulkan lagi butir-butir rasa yang dibiarkan berceceran. Hingga dapat menjadi utuh kembali seperti sedia kala. Perkataamu waktu itu telah menyayat hati ini terlalu dalam, begitu dalam. Hingga tajamnya pisau, kalah tajam oleh tajamnya kata-katamu. Yang harus kau tahu, tak seharusnya kau mempergunakan lisanmu dengan cara yang kurang tepat. Menggunakan lisanmu dengan cara yang salah tidak akan menguntungkan.             Pada hari ini kau tahu, luka yang kau buat dulu menjadi trauma bagiku. Lukanya telah membusuk entah kapan akan membaik. Andai kata kau datang dan ingin mencabut kata-katamu. Mungkin saja luka ini tak lagi meradang

Mengenai Saya

Foto saya
Atiq NS
Hai.. Nama saya Atiq Ni'matus Sa'adah. Biasa dipanggil Atiq. Kalau di lingkungan tempat tinggal saya, biasa dipanggil Asa. Saya adalah seorang mahasiswi yang suka menuliskan isi hatinya melalui puisi. Bagiku salah satu cara mengekspresikan diri adalah dengan menulis. Dan ketertarikanku adalah meulis puisi, maka maka aku mengutarakan apa yang aku ingin sampaikan melalui puisi. Salam kenal untuk yang baru pertama kali berkunjung ke blog berisi puisiu ini. Salam cinta untuk kalian semua yang selalu setia dengan ikhlas membaca puisi-puisiku dan meninggalkan komentarnya dalam blog ini. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan dan dijadikan orang-orang yang bermanfaat bagi sesama. Wassalam...