Oleh: Atiq
Ni’matus Sa’adah
Hati ini
gamang.
Hati ini
kebingungan untuk merasa.
Perkataanmu
waktu itu sungguh mematikan hati ini.
Mati, hingga
tak dapat merasa lagi.
Mencoba untuk
melangkah maju
melalui
jejak yang tertinggal.
Mencoba
mengais sisa-sisa harapan yang diabaikan.
Berusaha
mengumpulkan lagi butir-butir rasa
yang
dibiarkan berceceran.
Hingga dapat
menjadi utuh kembali seperti sedia kala.
Perkataamu
waktu itu
telah menyayat
hati ini terlalu dalam, begitu dalam.
Hingga
tajamnya pisau, kalah tajam oleh tajamnya kata-katamu.
Yang harus
kau tahu, tak seharusnya kau mempergunakan lisanmu
dengan cara
yang kurang tepat.
Menggunakan
lisanmu dengan cara yang salah
tidak akan
menguntungkan.
Pada hari
ini kau tahu,
luka yang
kau buat dulu menjadi trauma bagiku.
Lukanya
telah membusuk entah kapan akan membaik.
Andai kata
kau datang dan ingin mencabut kata-katamu.
Mungkin saja
luka ini tak lagi meradang.
Kediri, 7
November 2019
Sungguh merasuk ke hati 😀
BalasHapusAlhamdulillah sis kalau sampai merasuk,
BalasHapusMakasih komen nya Sis :)
Uwuw, ngenes bgt. 😁
BalasHapusIya eg,
HapusHeuheuheu
Perfect
BalasHapusOke makasih,
HapusKok udah nggak Dr. Kripik lagi?
Sumpah aku baper 😕😢
BalasHapusHehe iya mbak far,
HapusSemoga puisi ke depannya lebih bikin mbak far baper lagi, hehe