Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Puisi: Latar Belakang

  LATAR BELAKANG Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah   Ketika tengah menjadi mahasiswa tingkat akhir, aku harus melakukan penelitian guna menjadi prasyarat untuk dapat menyandang gelar sarjana. Aku sungguh kebingungan, bahkan hanya untuk menulis latar belakang. Apa ini karena aku terlalu sering menulis namamu? Hingga untuk menulis latar belakang sebuah penelitian saja, aku mengalami kesulitan. Aku berkeliling untuk mengamati lingkungan sekitar, dengan harap agar aku mendapat ilham untuk kemudian aku tuliskan sebagai latar belakang sebuah penelitian. Tetap saja, aku tak mendapatkan sebuah permasalahan yang bisa aku bahas di dalam penelitian. Apa ini karena aku terlalu sering mengamati wajahmu? Hingga untuk mengamati dan memahami permasalahan, aku sungguh kesulitan. Aku mencoba untuk berbincang-bincang dengan banyak orang. Orang dewasa maupun yang kurang dewasa. Bertanya kesana-kemari. Namun, tetap tak mendapatkan jawaban. Latar belakang penelitian itu tak kunjung bersarang di ot

Puisi: Pencarian

  PENCARIAN Oleh: Atiq Ni'matus Sa'adah   Harapan mulai memucat Angan mulai membiru Kerinduan semakin membeku Berguru pada ragu yang membisu Melangkah menyusuri sendu hujan pilu Sendiri, sunyi, sepi Alunan gemercik hujan menyuarakan kerinduan Menambah rindu pada tuan seraya berjalan Langkah tak henti melakukan pencarian Terseret-seret melintasi jalan harapan Rindu pada wujudmu yang semu Wujudmu yang bayangnya saja tak tertinggal Sejenak meregangkan otot-otot pada tepian harapan Berbisiklah tetesan air hujan Mengatakan hal yang kuharapkan Yakni kabarmu Bagaimana aku tak merindukanmu? Janjimu membuatku selalu menunggumu Harapan yang kau berikan membuatku tak bisa melupakanmu Berdoa, hanya berdoa Kala itu doa membuatku mengenal dirimu Aku rasa doa pula yang akan memulangkanmu Pulang menemui diriku yang sudah khatam dalam menunggu dan merindukanmu   Kediri, 3 Juni 2020 Ilustrasi:  https://regional.kompas.com/read/2019/10/29/204358

Puisi: Maskermu

MASKERMU Oleh: Ella Arta   Pagi itu masih terasa temaram meskipun sang fajar siap berbinar. Udara serasa membelai kulit dengan lembut mendebar. Kelembutanya merengkuh tiap desiran nafas umat di bumi ini semakin gencar.   Tak ada yang dapat mengalahkan kelembutan dan kesejukan udara pagi yang segar. Bahkan meskipun siang udara tetap menjadi hal yang sangat kita cari dengan debar. Namun semua harus berubah dan bersabar.   Tinggalkan sebentar udara segar. Demi melawan pandemi yang terlihat nanar. Entah pandemi ini kapan lelah berkelakar. Namun satu yang pasti aku yakini dengan benar. Menjaga diri ketika di luar ruangan akan menyelamatkan nyawa agar tak semakin ambyar.   Memutus mata rantai persebaran pandemi yang semakin menyebar. Dengan cara memakai masker dengan benar. Nafasmu mungkin harus sedikit dipisahkan dengan udara sebentar. Demi menjaga diri dari agar tidak terpapar.   Pakailah maskermu jangan di lepas saat kau berada di lu

PUISI: SAJAK-SAJAK TOLERANSI BERAGAMA

PUISI: SAJAK-SAJAK TOLERANSI BERAGAMA     PRAHARA KIBLAT Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah   Tanpa melukai hati siapapun Tanpa menyinggung pihak manapun Kita dapat bergama dengan santun   Dengan saling berpelukan Dengan saling berpegangan Kita dapat beragama dengan kedamaian   Bahwa agama yang kita yakini Adalah kehendak dari hati nurani Dan bukan paksaan akal murni   Bersujud di tempat masing-masing Memuja di sudut masing-masing Menghayati di ruang masing-masing   Beribadah akan terasa indah Bila diri tak lagi memaki Bila hati seraya beserah diri   Kiblatku dan kiblatmu tak perlu disamakan Tapi rasa persatuan dan penghormatan Adalah sisi terindah dari keberagamaan   Kediri, 19 Juli 2020     BUSANA KEYAKINAN Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah   Busana dipandang sebagai identitas Sentimen pada corak-corak golongan Menekan kemungkinan perbedaan Perasaan unggul dan tak merangkul   Sesungguhnya siapa hakikat diri kita? Bu

Puisi: Kutub Lain

KUTUB LAIN Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah   Tidak kuat, bukan berarti rapuh. Tidak berani, bukan berarti takut. Tidak ingat, bukan berarti lupa. Tidak menerima, bukan berarti menolak. Tidak berucap, bukan berarti bisu. Tidak bersama, bukan berarti musuh. Tidak memberi, bukan berarti meminta. Tidak memuji, bukan berarti memaki. Setiap perkara tidak bisa dimaknai sepihak, kekasih. Seperti cintaku yang sepihak, tentu membutuhkan kutub lain untuk membuatnya bermakna.   Kediri, 14 April 2020     Ilustrasi: https://www.kompasiana.com/image/syiva/563776a0ed9673910a4457b6/aku-kayla

Beri Aku Cahaya

BERI AKU CAHAYA Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah   Berjalan tanpa tahu haluan. Berperilaku tanpa tahu aturan. Ke sana ke mari terlantung-lantung. Menenggak segala yang ada. Meneguk apapun yang ditemui. Tak keruan menyusuri setiap jalan. Memanggul kebingungan. Memikul kesepian. Menggandeng kerinduan. Bak gelandangan. Setelah kepergianmu kekasih. Tak mengerti harus berbuat apalagi. Sejak kepergianmu, tak kutemui lagi kebahagiaan. Semua telah berubah menjadi abu-abu, sejak kau tak pernah lagi bertamu. Beri aku cahaya, yang mampu membuat gelap menjadi singkap. Beri aku cahaya, yang mampu mengubah gamang menjadi terang. Beri aku cahaya, yang mampu menggulung renung menjadi kidung.   Kediri, 5 Maret 2020   Ilustrasi:   https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwallhere.com%2Fid%2Fwallpaper%2F904034&psig=AOvVaw3ZmSX--PT9KxdZhpLDmRDE&ust=1593965180749000&source=images&cd=vfe&ved=0CA0QjhxqFwoTCIjNjOr9s-oCFQAAAAAd

Langkah Payah

LANGKAH PAYAH Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah   Hari-harimu penuh pengorbanan Hari-harimu penuh perjuangan Tanpa henti kau melangkah Tanpa upah kau bersusah payah   Begitu besar kasih dan sayangmu Begitu besar rasa cintamu Takkan mampu diri ini membalas Segala daya dan upaya yang telah kau curahkan   Dengan sepenuh hati kuungkapkan segala rasa Dengan sepenuh cinta kurelakan segala usaha Hanya untuk membuatmu tersenyum Hanya untuk membuatmu bahagia   Semoga Tuhan memberimu apa yang kau semogakan Semoga semua doamu senantiasa terkabulkan Semoga semua usahamu senantiasa terbayarkan Dan kuingin seluruh alam tahu bahwa, posisimu dihatiku takkan tergantikan   Kediri, 26 Agustus 2019 Ilustrasi:  https://muhibbin.online/tidak-semua-wali-mudah-diketahui-2-sultonul-aulia-pun-pernah-kebingungan/

Aku Jarang

AKU JARANG Karya: Atiq Ni’matus Sa’adah   Aku jarang menghitung ketika menyebut namamu Bagiku namamu bukan bilangan yang memerlukan hitungan   Aku jarang menyebut namamu di hadapan banyak orang Bagiku namamu terlalu suci untuk sebuah pencitraan   Aku jarang menyuruh otakku untuk memikirkan namamu Bagiku namamu telah ada dalam pikiranku sebelum aku memikirkannya   Aku jarang mengucap namamu melalui lisanku Bagiku menyebut namamu dalam hatiku adalah dzikir paling romantis   Aku jarang menulis namamu dalam buku tulisku Bagiku namamu sudah tertulis dalam diriku sebelum aku menulisnya   Aku jarang membela namamu di hadapan para musuh Bagiku namamu sudah sangat kuat tanpa dibela sekalipun   Aku jarang memasang namamu sebagai wallpaper telepon genggamku Bagiku memasang namamu di hatiku adalah hal yang paling menenangkan     Kediri, 27 April 2020     Sumber Gambar: https://www.kompasiana.com/elfat67/5bdcc528bde575284143d6e2/cerpen-cembu

Sepatu Baru

SEPATU BARU Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah   Sepatu baru yang kubeli waktu itu. Tak memberi kesan apa-apa buatku. Meskipun untuk memutuskan membelinya, aku butuh waktu yang lama. Memeriksa setiap bagiannya apakah benar-benar rapi. Memastikan tidak ada sedikitpun kecacatan melekat padanya. Mencobanya berulangkali sampai benar-benar merasa nyaman dan pas. Hingga akhirnya memutuskan untuk membelinya. Tapi setelah kubeli dan kukenakan beberapa hari setelahnya, ada yang berubah dari sepatu ini. Kenyamanan yang pertama kali kurasakan saat di toko itu, telah hilang. Entah kemana kenyamanan itu melenyap. Dulu saat aku mencobanya di toko, aku rasa nyaman sekali hingga aku meminangnya. Aku mencoba untuk tetap merasa nyaman dan bersikap biasa saja akan ketidaknyamanan ini. Namun, ketidaknyamanan ini terus menggerayangi kakiku. Hingga aku sungguh tak tahan ingin melepasnya. Alhasil, aku melepaskannya dan kembali memakai sepatu lamaku. Sepatu lama yang meski

Pengabdian Kekasih

PENGABDIAN KEKASIH Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah Aku tak peduli dibilang bodoh Aku tak peduli dibilang budak Aku tak peduli dibilang hina Semua kulakukan karena aku cinta Ketika orang lain mencintai dengan harap Ketika orang lain mencintai dengan syarat Ketika orang lain mencintai dengan tapi Aku mencintaimu tanpa semua itu Jika mereka mencintai membutuhkan upah Jika mereka mencintai membutuhkan hadiah Jika mereka mencintai membutuhkan sedekah Aku tak butuh itu, aku hanya butuh cintamu Karena cinta bukan hanya tentang materi Karena cinta bukan hanya tentang balasan Karena cinta bukan hanya tentang kepemilikan Tapi cinta bagiku adalah pengabdian seagungnya kepada kekasih Kediri, 8 Februari 2020 Sumber gambar:  https://kaligrafi--islam.blogspot.com/2018/05/gambar-kaligrafi-obyek-tarian-sufi.html

Terlanjur Kagum

TERLANJUR KAGUM Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah Aku bukan siapa-siapa Aku hanya seorang diri berjiwa pengagum, yang mengabdikan dirinya untuk mengagumimu, yang mendermakan hidupnya untuk memujamu. Aku tak punya apa-apa. Aku hanya punya niat untuk mengagumimu. Aku hanya punya hasrat untuk mengagumimu. Aku hanya pengurai kata-kata, guna mengagumimu. Aku tak bisa apa-apa. Nafasku hanya untuk mengagumimu. Detak jantungku ada untuk mengagumimu. Hidupku adalah takdir untuk mengagumimu. Segalanya hanya kuberikan untukmu Untukmu yang sangat pantas kukagumi Untukmu yang menetap abadi di jiwa ini Untukmu yang tiada yang lain selain engkau Kediri, 1 Februari 2020 Sumber gambar:  https://doalangit.wordpress.com/2013/03/26/taubat-dan-doa/

Kekuatan Cinta

KEKUATAN CINTA Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah Kekuatan cinta ini, Membuatku semakin tegar Membuatku semakin tabah Membuatku semakin ikhlas Tanpa harus perlu kau ketahui, Bahwa cinta ini luas Bahwa cinta ini dalam Bahwa cinta ini tulus Semakin kumencintaimu, Semakin kumerasa bahagia Semakin kumerasa senang Semakin kumerasa tenang Walau tanpa perjumpaan denganmu, Cinta ini tetap hidup Cinta ini tetap bersemi Cinta ini tetap abadi Kediri, 30 Desember 2019 Sumber gambar:  https://www.popbela.com/relationship/single/amalia-azizah/gebetan-jalan-dengan-yang-lain/full

Benteng Keegoisan

BENTENG KEEGOISAN Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah Benteng-benteng keegoisan Berdiri dengan kokoh tanpa sengaja dibangun Terlampau kuat untuk dirobohkan Pemiliknya tak menghendaki bentengnya runtuh Sang benteng tak pernah tahu mengapa ia dibangun Mungkin ingin terlihat paling tinggi Mungkin juga ingin terlihat kokoh sendiri Atau bahkan memang benar-benar tak mengerti maknanya sendiri Benar-benar benteng tanpa celah Benar-benar benteng yang tanpa ujung Pondasinya bukan saja kuat Tapi benar-benar terlampau kuat             Sekuat apapun benteng itu Alam dan waktu akan tetap mampu mengikisnya Karena denganya celah akan terlihat Dan bisa-bisa itu yang akan merobohkannya Kediri, 06 September 2019 Sumber Gambar:  https://www.pulsk.com/653131/17/

Hati yang Tak Dapat Merasa Lagi

HATI YANG TAK DAPAT MERASA LAGI Oleh: Atiq Ni'matus Sa'adah Menari-narilah perasaanku kala itu Ketika parasmu hadir di sisiku Sejuta perasaan yang belum sempat terungkap Tersusun rapi dalam hati ini Lima tahun hanya bungkam Bersandiwara menutupi perasaan di balik pertemanan Hanya sedikit merasa percaya diri dengan rasaku Ketika kau bersikap seolah kau mendekat Lima tahun lamanya setia memupuk rasa ini Menjaga rasa yang bergeliat ingin berlari Hanya untuk dirimu sang pujaan hati Rasa ini terus kupatri             Genap lima tahun rasa ini terjaga Di hari ini juga kulihat kau resmi meminangnya Hancur lebur tak karuan hati ini, tiada tertolong lagi Sampai hati ini benar-benar tak dapat merasa lagi Kediri, 21 Oktober 2019

Rindu yang Meradang

RINDU YANG MERADANG Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah Kepergianmu memang cukup menyakitkan Jarak denganmu memang cukup melelahkan Namun, ini menjadi hal yang harus kuikhlaskan Demi satu tujuan, tujuan untuk bahagia diakhir nanti             Setiap yang alam perbuat,  selalu tepat mengingatkanku padamu Hangatnya mentari,  mengingatkanku akan sikapmu yang hangat Semilir angin,  mengingatkanku akan sejuknya hawa saat bersamamu Dan rembulan di malam hari,  mengingatkanku akan senyummu yang indah Andai kau adalah kapal,  maka aku adalah pelabuhan yang merindukan perlabuhanmu Andai kau adalah mentari,  maka aku adalah subuh yang merindukan sinarmu Andai kau adalah hujan,  maka aku adalah tanah yang merindukan airmu Setiap kedatanganmu menjadi obat untuk rinduku Wahai engkau yang di sana, aku rindu Rindu setiap apapun darimu Sejuta katapun tak akan cukup untuk menggambarkan rindu ini Karena cinta telah membuat rindu meradang sampai ke

Digilakan oleh Cinta

DIGILAKAN OLEH CINTA Ada hal yang begitu sukar diungkapkan Ada sesuatu yang begitu dalam terpendam Ada kata yang begitu canggung untuk diucapkan Ada rasa yang begitu ingin tersampaikan Besar harapku untuk bersamamu Tahukah engkau akan agungnya rasa ini? Tahukah engkau akan gilanya cinta ini? Ya, memang cinta telah membuat gila para penyandangnya, pun diriku Pesonamu telah membiusku Parasmu telah menghentikan waktuku Auramu telah menuntunku Dirimu adalah tujuanku             Gejolak hati yang tiada henti Seribu langkah yang mengejarmu Pandangan mata yang selalu tertuju kepada wujudmu Cinta yang selalu abadi sepanjang hayat untukmu Kediri, 04 September 2019

Hati yang Luka

HATI YANG LUKA Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah Hati ini gamang. Hati ini kebingungan untuk merasa. Perkataanmu waktu itu sungguh mematikan hati ini. Mati, hingga tak dapat merasa lagi. Mencoba untuk melangkah maju melalui jejak yang tertinggal. Mencoba mengais sisa-sisa harapan yang diabaikan. Berusaha mengumpulkan lagi butir-butir rasa yang dibiarkan berceceran. Hingga dapat menjadi utuh kembali seperti sedia kala. Perkataamu waktu itu telah menyayat hati ini terlalu dalam, begitu dalam. Hingga tajamnya pisau, kalah tajam oleh tajamnya kata-katamu. Yang harus kau tahu, tak seharusnya kau mempergunakan lisanmu dengan cara yang kurang tepat. Menggunakan lisanmu dengan cara yang salah tidak akan menguntungkan.             Pada hari ini kau tahu, luka yang kau buat dulu menjadi trauma bagiku. Lukanya telah membusuk entah kapan akan membaik. Andai kata kau datang dan ingin mencabut kata-katamu. Mungkin saja luka ini tak lagi meradang

Butir-butir Cinta

BUTIR-BUTIR CINTA Oleh: Atiq Ni'matus Sa'adah Bercak-bercak rasa yang membekas Butir-butir cinta yang menggunung Lautan asa dalam dada Besar harap untuk bersama             Apa kabar kau di sana? Adakah diri ini di benakmu? Wujudkah diriku di anganmu? Adakah sedikit tempat di hatimu untukku? Rasa ini akan selalu berkobar Cinta ini tak akan padam Bongkahan cinta ini Sungguh dalam terpendam             Duhai engkau cinta itu Duhai engkau penakluk hati ini Betapa bibir ini bungkam di hadapanmu Namun andai kau tahu, cinta ini sungguh suci untukmu Kediri, 23 September 2019

Baju

BAJU Oleh: Atiq Ni'matus Sa'adah Aku ingin mengenakan baju Baju yang bisa membuatku selalu mengingatmu Baju yang bisa membuatku selalu menyebut namamu Baju yang bisa membuatku lebih dekat denganmu Baju yang bisa membuatku menghadap wajahmu Baju yang bisa membuatku menyatu denganmu Kediri, 25 November 2019

Kenangan yang Sempurna

KENANGAN YANG SEMPURNA Oleh: Atiq Ni'matus Sa'adah Tersenyum bahagia bibir ini ketika teringat masa-masa itu Masa-masa di mana lisanku dan lisanmu saling berucap Masa masa di mana mataku dan matamu saling menatap Masa-masa di mana tiada sekat antara aku dan engkau Syahdunya bahasa lisanmu Hangatnya sikapmu padaku Sejuknya pandangan matamu Tak akan bisa kutemukan pada selain engkau Begitu sempurnanya engkau di mataku Bukan hanya di mataku, tapi juga di hatiku Segala tentangmu adalah hal yang tak ingin kulupa Engkau adalah satu-satunya kenangan yang selalu ingin kuingat Dari berbagai macam kenangan yang membahagiakan Dari berbagai macam kenangan yang mengesankan Dari berbagai macam kenangan yang tak terlupakan Bagiku hanya kenangan tentangmu yang syarat akan kesempurnaan Kediri, 20 November 2019

Wahai Cinta

WAHAI CINTA Wahai cinta... Engkau begitu menyejukkan hati Memandangmu menjadi hal yang tak pernah kusesali Segala tentangmu menjadi candu tanpa henti Sungguh kau memang indah Kau memang menawan Kau laksana seorang malaikat Malaikat berwujud manusia yang telah Tuhan ciptakan Betapa tiada daya diriku dihadapanmu Siapakah aku yang begitu menginginkanmu Mungkinkah tersaji secuil harapan untukku Harapan bagiku untuk dapat bersamamu Wahai cinta... Tak dapat kuelakkan segala rasa yang semakin membabi buta Cukuplah bagiku untuk menitipkan seluruh rasa kepada Tuhan semesta Karena kuyakin, sekeras apapun ku berusaha hasil tetap di tangan sang pencipta Kediri, 19 Agustus 2019

Mengenai Saya

Foto saya
Atiq NS
Hai.. Nama saya Atiq Ni'matus Sa'adah. Biasa dipanggil Atiq. Kalau di lingkungan tempat tinggal saya, biasa dipanggil Asa. Saya adalah seorang mahasiswi yang suka menuliskan isi hatinya melalui puisi. Bagiku salah satu cara mengekspresikan diri adalah dengan menulis. Dan ketertarikanku adalah meulis puisi, maka maka aku mengutarakan apa yang aku ingin sampaikan melalui puisi. Salam kenal untuk yang baru pertama kali berkunjung ke blog berisi puisiu ini. Salam cinta untuk kalian semua yang selalu setia dengan ikhlas membaca puisi-puisiku dan meninggalkan komentarnya dalam blog ini. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan dan dijadikan orang-orang yang bermanfaat bagi sesama. Wassalam...