LATAR BELAKANG
Oleh: Atiq Ni’matus Sa’adah
Ketika tengah menjadi mahasiswa tingkat akhir, aku harus
melakukan penelitian guna menjadi prasyarat untuk dapat menyandang gelar
sarjana.
Aku sungguh kebingungan, bahkan hanya untuk menulis latar
belakang.
Apa ini karena aku terlalu sering menulis namamu? Hingga
untuk menulis latar belakang sebuah penelitian saja, aku mengalami kesulitan.
Aku berkeliling untuk mengamati lingkungan sekitar, dengan
harap agar aku mendapat ilham untuk kemudian aku tuliskan sebagai latar
belakang sebuah penelitian. Tetap saja, aku tak mendapatkan sebuah permasalahan
yang bisa aku bahas di dalam penelitian.
Apa ini karena aku terlalu sering mengamati wajahmu? Hingga
untuk mengamati dan memahami permasalahan, aku sungguh kesulitan.
Aku mencoba untuk berbincang-bincang dengan banyak orang.
Orang dewasa maupun yang kurang dewasa. Bertanya kesana-kemari. Namun, tetap
tak mendapatkan jawaban. Latar belakang penelitian itu tak kunjung bersarang di
otakku.
Apa ini karena aku terlalu khusyuk bercengkrama denganmu?
Hingga permbicaraan lain yang bukan dengan dan tentangmu, tak lagi bermakna dan
terasa hambar.
Baiklah, kuhentikan upayaku untuk berjuang mendapatkan latar
belakang sebuah penelitian.
Aku putuskan untuk menatap matamu, menghayati senyummu,
menikmati setiap desir dari nafasmu, dan merenungkan setiap detak dari denyut
jantungmu.
Jawabannya adalah tetap. Aku tak mendapatkan latar belakang
sebuah penelitian.
Tapi satu yang kutahu dan yakini. Aku jadi paham, bahwa kamu adalah latar
belakang mengapa aku masih hidup hingga saat ini.
Kediri, 6 Oktober 2020
Ilustrasi: https://www.hipwee.com/narasi/ada-ceritamu-di-buku-catatanku-sahabatku/
Komentar
Posting Komentar