RASA Oleh: Atiq Ni'matus Sa'adah Rasa ini sungguh masih mengambang. Mengapung di atas keruhnya dosa-dosa. Terbawa arus gemerlapnya dunia. Bermuara pada ujung kehampaan. Masih layakkah rasa ini disebut cinta? Cinta selalu patuh kepada kekasihnya. Sedangkan rasa ini, terlupa akan kekasih. Bahkan tak mengenal dirinya sendiri. Akankah kekasih memahami rasa ini? Rasa yang begitu sukar untuk terdefinisi. Ingin mencintai tapi telah ternodai. Ingin menghindar, tapi sungguh kekasih selalu berbinar. Wahai kekasih, engkau adalah sebab dari rasa ini. Engkaulah inti dari rasa ini. Engkau pula tujuan dari rasa ini. Dengan segenap kehinaanku, tuntun dan bimbinglah aku, hingga rasa ini sampai kepada engkau. Kediri, 22 Maret 2021. Ilustrasi: https://www.wokeeh.com/keren/seniman-lukisan-depresi/
KERANCUAN Oleh: Atiq Ni'matus Sa'adah Aku berpikir di tengah kerancuanku. Memikirkan kemungkinan terburuk yang akan aku hadapi. Aku enggan membuat semuanya kelar. Kubiarkan terbaring dan mengering. Biarkan aku merasakan, betapa menderitanya semua penundaan ini. Semua diam dan menunggu kepastian. Tak ada satupun yang tersenyum. Semua, tampak berharap-harap cemas. Oh betapa beratnya langkah kakiku. Jemariku tiba-tiba kaku. Mataku tak sudi untuk terbuka. Pikiran ini hanya ingin diam dan diam. Lelah menjadi seseorang yang bukan aku. Lelah menggapai kebahagiaan palsu. Maka sampai kapan penderitaan ini akan tetap ada?. Hingga aku meluangkan cintaku untuk memberi harapan kepada semua. Hingga semua yang menunggu, telah sirna dilahap waktu. Aku akan tetap berjalan dengan pelan, walau sangat jelas bahwa aku tertinggal. Aku akan tetap berjalan dengan santai, meski beberapa resiko sedang mengintai. Kediri, 21 Februari 2021 Ilustrasi: https://m.fimela.com/fashion-s